Wednesday, October 7, 2015

on
Bismillah, Alhamdulillah, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga, sahabat dan siapa saja yang senantiasa mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.

Shalat adalah rukun islam kedua dan merupakan amaliyah yang sangat urgen dimana islam dibangun diatasnya, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits:

[ عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنهما قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان ] رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Abdirrahman Abdillah Ibnu Umar Ibnu Al-Khottob radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Islam dibangun atas lima perkara :
(1) Persaksian bahwasannya tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad utusan Allah,
(2) menegakkan shalat,
(3) membayar zakat,
(4) haji di Baitullah, dan
(5) puasa Ramadhan”
[HR. Bukhori Muslim].

Ketika kewajiban ini dibebankan kepada kaum muslimin, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membiarkannya begitu saja, namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan tata caranya, sehingga tata cara shalat yang kita kerjakan harus sesuai dengan apa yang telah diajarkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pengamalan dari perintah beliau yang termaktub dalam bulughul maram:
(( صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي )) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” [HR.Bukhari no.6705, Ad-Darimi no.1225 dari Malik bin Al Huwairits radliallahu ‘anhu]


Adapun dalil-dalil jumlah rakaat dalam shalat fardhu adalah:

2 Rakaat Shalat Subuh

عَنْ قَيْسِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلاً يُصَلِّى بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « صَلاَةُ الصُّبْحِ رَكْعَتَانِ ». فَقَالَ الرَّجُلُ إِنِّى لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا فَصَلَّيْتُهُمَا الآنَ. فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

Dari Qais bin ‘Amr, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat dua raka’at setelah shubuh, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallam berkata : shalat Subuh (hanya) 2 raka’at. Laki-laki itu menjawab: aku belum shalat dua raka’at sebelum Subuh jadi aku melaksanakannya sekarang, maka Rasul shallallahu alaihi wa sallam diam.
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Albaihaqiy, Ad-Daru Quthniy dan Ahmad. Dishohikan oleh Al-Albaniy)

4 Rakaat Shalat Dhzuhur Dan Ashar

كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يقوم في الظهر في الركعتين الأوليين في كل ركعة قدر قراءة ثلاثين آية وفي الأخريين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وكان يقوم في العصر في الركعتين الاولتين في كل ركعة قدر قراءة خمس عشرة آية وفي الآخرتين قدر نصف ذلك
(رواه أحمد وتعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط مسلم)

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasanya berdiri pada shalat Zuhur di dua rakaat pertama, pada setiap rakaat (lamanya berdiri sekitar) seperti membaca tiga puluh ayat, dan pada dua rakaat lainnya sekitar lima belas ayat, atau, separuh dari itu. Sedang dalam shalat Ashar, di dua rakaat pertama pada setiap rakaat (lama berdirinya) seperti membaca sekitar lima belas ayat. Dan Pada dua rakaat lainnya separuh dari itu”
[HR. Ahmad. Sanadnya shohih berdasarkan syarat Shohih Muslim]


3 Rakaat Shalat Maghrib

لا توتروا بثلاث، أوتروا بخمس، أو بسبع، ولا تشبهوا بصلاة المغرب (رواه ابن حبان 2429.صححه الألباني)

“Jangan kamu shalat witir 3 rekaat, (tetapi) shalatlah witir 5 atau 7 raka’at, dan janganlah kamu menyerupakan dengan shalat Maghrib.”
[HR. Ibnu Hibban 2329. Dishahihkan oleh Al-Albaniy]


4 Rakaat Shalat Isya’

عن جابر بن سمرة، قال: شكا أهل الكوفة سعدا إلى عمر رضي الله عنه، فعزله، واستعمل عليهم عمارا، فشكوا حتى ذكروا أنه لا يحسن يصلي، فأرسل إليه، فقال: يا أبا إسحاق إن هؤلاء يزعمون أنك لا تحسن تصلي، قال أبو إسحاق: أما أنا والله «فإني كنت أصلي بهم صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم ما أخرم عنها، أصلي صلاة العشاء، فأركد في الأوليين وأخف في الأخريين» رواه البخاري 755

dari Jabir bin Samrah berkata, Penduduk Kufah mengadukan Sa’d (bin Abu Waqash) kepada ‘Umar. Maka ‘Umar menggantinya dengan ‘Ammar. Mereka mengadukan Sa’d karena dianggap tidak baik dalam shalatnya. Maka Sa’d dikirim kepada ‘Umar dan ditanya, Wahai Abu Ishaq, penduduk Kufah menganggap kamu tidak baik dalam shalat? Abu Ishaq menjawab, Demi Allah, aku memimpin shalat mereka sebagaimana shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidaklah aku mengurangi sedikitpun dalam melaksanakan shalat ‘Isya bersama mereka. Aku memanjangkan bacaan pada dua rakaat pertama dan aku pendekkan pada dua rakaat yang akhir. [HR. Bukhori 755]


Adapun dalil dari Ijma’:

Ibnu Mundzir menceritakan bahwa jumlah raka’at shalat Fardhu yang kita ketahui bersama adalah termasuk perkara yang disepakati (Ijma’). Lihat kitab Al-Awasath fi Sunan wa Al-Ijma’ wa Al-Ikhtilaf juz.2 hal.318

Dari ini kita telah memenuhi satu syarat dari dua syarat diterimanya ibadah yaitu Ittiba’ (mengikuti petunjuk dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kita tinggal memenuhi syarat yang satunya yaitu “IKHLASH”, kita memohon hidayah dari Allah agar kita dijadikan hambaNya yang taat dan beruntung… aamiin.

Walahu ta’ala a’lam


Sejarah Shalat Wajib 5 Waktu

Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim. Shalat menjadi tolak ukur kesalehan seseorang. Bahkan shalat merupakan amal kunci bagi segala amal lainnya. Meski demikian jarang sekali orang mengerti bahwa masing-masing waktu shalat yang lima itu mengandung hikmah dan memiliki sejarah masing-masing. Shalat Subuh adalah shalat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam as.

Dua rakaat Subuh dijalankan oleh Nabi Adam di bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu itu pertama kalinya Nabi Adam melihat kegelapan. Begitu gelapnya sehingga ia merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua rakaat Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

Nabi Ibrahim as adalah orang pertama yang melaksanakan shalat Dhuhur. Empat raka’at dhuhur dilaksanakan, ketika Allah menggantikan Ismail yang rencananya disembelih sebagai kurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang, tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat raka’at itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim. Satu raka’at adalah penanda kesyukuran atas digantikannya Ismail. Satu raka’at karena kegembiraan, satu raka’at untuk mencari keridhaan Allah dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur atas domba pemberian Allah swt.

Kemudian riwayat shalat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus as. ketika diselamatkan oleh Allah dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan yang menelan nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan, bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus as. merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus as. keluar ketika matahari mulai condong ke barat dan shalatlah beliau empat raka’at sebagai penanda terbebas dari empat macam kegelapan itu.

Sedangkan tiga raka’at shalat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa as. ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung senja. Tiga raka’at sangat bermakna bagi Nabi Isa as. Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan kecuali Allah. Satu raka’at untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rakaat yang terakhir.

Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa as. oleh Allah swt. ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya shalat Isya empat rakaat. Tercatat empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Harun, anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah swt. di waktu malam, Nabi Musa pun melaksanakan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.

Demikianlah semua hikmah yang melatar belakangi lima shalat fardhu yang diwajibkan kepada semua orang muslim hingga kini sesuai dengan tuntunan syariah.

wallahu a'lam bishawab

0 comments:

Post a Comment