Saturday, August 3, 2013

on
Presiden RI, Bung Karno yang dianugerahi gelar "waliyul amri Ad-dharuri bisyaukah" oleh Nahdhatul Ulama, dalam sambutan terbitnya Al-Qur’an dan Terjemahnya, 17 Agustus 1965, menyeru rakyat Indonesia:
“Telah mendjadi kejakinan saja bahkan kejakinan kita semua, bahwa hanja djikalau Ummat Islam setia mendjalankan isi seluruhnja dari Al-Qur'an, pasti mereka akan mentjapai puntjak-puntjak kedjajaan lahir-bathin. Akan tetapi sebaliknja, manakala mereka menjimpang dan tinggalkan isi Al-Qur'an, pastilah hanya kehinaan dan malapetakalah jang akan mereka derita, baik didunia apalagi diachirat kelak. Na’udzubillahi min dzalik”

Penerjemahan Al-Qur’an adalah masalah agama, bila salah menerjemahkan maka akan salah pula dalam memahami agama. Salah memahami ajaran agama, akan salah pula dalam mengamalkan ajarannya. Dan sudah banyak generasi Muslim yang menjadi korban salah terjemah Al-Qur’an Depag. Pada sebagian kalangan, ada yang menjadikan terjemah Al-Qur’an sebagai alasan untuk bertindak radikal, sebagian kalangan lagi mengabaikan bahkan menjadikannya alasan untuk bersikap liberal dan moderat dalam beragama. Mereka merasa mendapat pembenaran atas tindakan yang tidak benar dari terjemah Al-Qur’an yang salah itu.

Revolusi Memahami Makna Al-Qur’an

Pertama, mengoreksi kesalahan Al-Qur’an dan Terjemahnya versi Kementerian Agama RI, yang ternyata mengandung banyak sekali kesalahan terjemah. Inilah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, revolusi pemahaman makna Al-Qur’an yang dimaksudkan untuk mengoreksi Al-Qur’an dan Terjemahnya yang diterbitkan Kemenag Agama RI.

Kedua, meluruskan persepsi keliru terhadap misi Al-Qur’an yang disebabkan tarjamah harfiyah ayat-ayat Al-Qur’an, demi menjaga otentisitas makna dan kehormatan Al-Qur’an, agar tidak ternodai oleh penyimpangan tangan-tangan manusia, sebagaimana yang terjadi pada kitab suci agama lain.

Dengan dua alasan tersebut, diharapkan tarjamah tafsiriyah ini bisa membantu siapapun untuk dapat memahami makna Al-Qur’an lebih mudah dan cepat, terutama bagi mereka yang tidak paham bahasa Arab. Selain itu, untuk membuka tabir penyesatan yang dilakukan oleh para misionaris serta orientalis, yang dengan sengaja menerjemahkan Al-Qur’an dengan menyisipkan ideologi dan ajaran yang melenceng dari syari’ah Islam.

Referensi :
- Penerbit Ma'had An-Nabawy
- Majelis Mujahidin Indonesia
- Profil singkat penerjemah Al Quran Tarjamah Tafsiriyah


0 comments:

Post a Comment